LOMBOK TENGAH - Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Merah Putih NTB dan puluhan warga dari berbagai daerah antusias mengunjungi agrowisata kebun melon berjenis premium di dusun Pengemos, Desa Nyerot, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah pada Minggu (30/11/2025).
Para pengunjung ini memanfaatkan momen libur akhir pekan untuk menikmati pengalaman wisata edukasi petik buah melon langsung dari pohonnya
Pengelola agrowisata kebun melon, Karyadi mengungkapkan bahwa konsep wisata petik buah melon ini sengaja dihadirkan sebagai alternatif liburan yang menyatukan unsur rekreasi dan edukasi pertanian. Pihaknya membuka kebun untuk umum, terutama saat musim panen tiba di akhir pekan, dan tidak memungut biaya tiket masuk, hanya biaya pembelian buah per kilogram.
"Kami ingin mengenalkan dunia pertanian modern, khususnya budidaya melon kepada masyarakat luas. Dan, Alhamdulillah, antusiasme warga sangat luar biasa, terutama di hari libur seperti ini. Pengunjung hanya membayar untuk melon yang mereka petik dan bawa pulang," ujar Karyadi.
Karyadi mengatakan, sejak pagi, area parkir agrowisata melon miliknya telah dipenuhi kendaraan pengunjung. "Pengunjung yang datang kesini, berasal dari berbagai daerah. Mulai dari Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara. Tapi, yang paling banyak itu dari Lombok Tengah," jelasnya.
Harga yang ditawarkan pun terjangkau, yaitu sekitar Rp 25 ribu per kilogram untuk buah yang dipetik sendiri. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi Wawan, salah seorang pengunjung dari Lombok Tengah. Ia bersama pasangannya terlihat asyik memilih dan mengendus aroma buah melon untuk memastikan kematangannya sebelum dipetik. "Seru sekali bisa berkunjung kesini (taman agrowisata). Bisa metik melon sendiri, langsung dari pohonnya," ungkapnya.
Ketua Apdesi Merah Putih NTB, Mastur, SE yang berkesempatan hadir di agrowisata melon ini menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif warga yang berhasil memanfaatkan lahan di desanya menjadi kawasan produktif sekaligus destinasi wisata. Menurutnya, program seperti ini sangat baik, bukan hanya untuk mengedukasi, tapi juga untuk peningkatan ekonomi kerakyatan dan kesejahteraan masyarakat.
“Wisata petik melon ini adalah bukti nyata bagaimana warga desa bisa berinovasi. Tidak hanya menghasilkan produk pertanian berkualitas, tetapi juga mampu menciptakan peluang wisata dan ekonomi kreatif. Saya berharap ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain, terutama bagi desa Senggigi untuk berkreasi sesuai potensi masing-masing,” tandasnya. (SN).


Komentar0