LOMBOK BARAT - Dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Nasional 2025 yang dilaksanakan setiap tanggal 26 April, SDN1 Batulayar Barat bersama Palang Merah Indonesia (PMI) menggelar sosialisasi dan simulasi penanggulangan dan tanggap bencana sejak dini bertempat di halaman sekolah setempat, Sabtu (26/04/2025).
HKB merupakan peringatan nasional tahunan yang diinisiasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan seluruh lapisan masyarakat agar menjadi Indonesia Tangguh Bencana.
Peringatan HKB setiap 26 April sudah dilakukan sejak tahun 2017 dan menjadi momentum membangun budaya sadar bencana dimana masyarakat melakukan evakuasi secara mandiri secara rutin.
Kepala SDN1 Batulayar Barat, Muhamad Fathul Aziz mengatakan sosialisasi komunikasi informasi dan edukasi simulasi kebencanaan dan memperingati hari kesiapsiagaan bencana 2025 sangat penting dilakukan untuk mewaspadai bencana.
Aziz menekankan pentingnya mengedukasi terkait resiko bencana, terutama gempa bumi. Agar saat bencana terjadi, dampaknya dapat diminimalisasi semaksimal mungkin.
"Seringkali anak-anak menjadi korban yang paling beresiko. Maka, pada momen HKB 2025 ini, sekolah sebagai instansi pendidikan harus memberikan edukasi mitigasi bencana agar anak-anak selalu siaga dan pada akhirnya semua selamat," ujarnya.
Dikatakannya, kegiatan simulasi penanggulangan bencana sejak dini dilaksanakan selama dua hari. Pada hari Jumat 25 April 2025 dilaksanakan kegiatan berupa pengenalan resiko bencana, peta dan latihan evakuasi, penyusunan skenario simulasi dan gladi simulasi evakuasi. Sementara hari Sabtu 26 April, meliputi persiapan simulasi kemudian simulasi evakuasi ditandai dengan pembunyian sirine gempa bumi.
"Ini penting dilakukan karena untuk bangun kesiapsiagaan sejak dini dan kewaspadaan. Karena bencana datangnya secara tiba-tiba. Datangnya tidak kita ketahui kapan. Oleh sebab itu harus dilakukan pencegahan dini agar selalu waspada mecegah bencana sejak dini," katanya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan pendidikan dan kesiapan kepada para guru dan siswa dalam menghadapi situasi bencana, meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana.
"Dengan demikian, diharapkan bahwa para siswa dapat bertindak dengan cepat dan tepat jika terjadi bencana, sehingga mengurangi dampak dan risiko yang dihadapi," tutup Aziz. (SN).
Komentar0