*TSM7GpAiGfz5GUYpTSMoGSO5Td==*

Dibalik Megahnya Pariwisata Senggigi, Warga Batulayar Barat Langganan Kekeringan dan Lewati Jalan Setapak ke Sekolah

Seorang anak SD di Dusun Duduk Atas Desa Batulayar Barat melalui jalan setapak dan rusak ke sekolah yang bisa membahayakannya. Butuh penanganan serius dari pemerintah daerah dalam mengatasi masalalah infrastruktur, khususnya di dekat kawasan wisata.



LOMBOK BARAT - Objek wisata Senggigi, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat (Lobar) sudah terkenal hingga ke seantero dunia. Namun, dibalik megahnya hotel, vila atau tempat hiburan di Senggigi, ada fakta miris yang dialami warga disekitar wilayah setempat, seperti di bukit Dusun Duduk Atas, Desa Batulayar Barat. Di atas bukit yang berjejer bangunan vila-vila yang berdiri megah, warga masih kesulitan air bersih, karena dilanda kekeringan. Hampir tiap tahun, warga di wilayah ini langganan kekeringan tiap musim kemarau.

Tidak itu saja, warga juga masih dihadapkan pada persoalan akses jalan yang rusak, sehingga warga harus menempuh jalan setapak dan rusak. Sebuah video seorang anak yang berjuang setiap hari, pulang pergi ke sekolah melewati jalan setapak dan kondisi rusak di Dusun Duduk Atas.

Di video berdurasi dua menit itu memperlihatkan seorang anak perempuan berseragam SD berusia lima tahun setengah, menenteng tas ransel di punggung melewati jalan kecil, terjal dan berbatu.

Tampak anak itu bersemangat meski melalui jalan yang bisa saja membahayakannya. Bocah itu tiap hari jalan kaki melalui jalan setapak sepanjang 1,5 kilometer untuk bisa ke sekolahnya. Dari jalan besar (aspal), dusun ini harus melewati jalan sepanjang 2 kilometer lebih. Kondisi jalan yang di sekitarnya ada bangunan vila- vila lumayan bagus. Namun setelah bangunan vila- vila menuju perbukitan di mana ada permukiman warga, kondisi jalan justru rusak. Tidak dibangun baik menggunakan rabat maupun paving block.

Kepala Desa Batulayar Barat, Marjuni yang dikonfirmasi media terkait kondisi wilayahnya, tak menampik jika memang kondisi beberapa dusun yang ada di dataran tinggi tersebut butuh penanganan serius. Seperti kondisi jalan di Dusun Duduk Atas. Diakuinya sudah ada akses (jalan) utama atau jalan induk.

“Tapi ada juga jalan utama yang belum selesai (masih rusak), sekitar ratusan meteran. Dan ada gang-gang (jalan dusun) yang belum clear (ditangani),” kata Marjuni, Rabu, (25/07/2024).

Diakuinya di Duduk Atas itu banyak jalan dusun yang memang belum tertangani, sehingga warga harus melalui jalan setapak. Seperti siswa yang ke sekolah, melalui jalan setapak. “Dan itu sangat butuh perhatian serius,” tegasnya.

Lebih-lebih di dusun itu ditinggali oleh hampir 300 KK lebih. Karena dusun itu berlokasi di perbukitan dan pemukiman tersebar menjadi kendala warga beraktivitas baik ke sekolah maupun ke pelayanan lainnya.

Untuk akses ke dusun itu sendiri, ada akses jalan utama yang setengah bagus dan setengahnya lagi rusak. Karena dari jalan besar hingga sekitar 1 kilometer yang ada bangunan vila di sekitar perbukitan, kondisi jalannya bagus. Namun setelah itu, jalannya rusak sekitar 1 Kilometer..

“Sekitar satu kilometer lebih dia rusak, ini butuh dibangun Pemda,” ujarnya.

Jalan Itu sendiri berstatus jalan desa. Dan ia pun akan segera mengajukan jalan tersebut menjadi jalan kabupaten, karena jalan itu penghubung terdekat dengan Desa persiapan Penanggak.

Selain itu, wilayah itu ditunjang oleh potensi pariwisata yang sangat besar. Di kawasan itu sudah banyak dibangun vila sehingga butuh ditunjang akses jalan yang bagus dan memadai. Dan kesepakatan dari para kepala desa di Kecamatan Batulayar, bahwa nantinya itu diusulkan bisa terhubung dengan akses jalan yang rencananya dibuka Pemda dari Batulayar ke Pusuk. Menurutnya, lebih gampang nanti akses ini dihubungkan.

Selain akses jalan, warganya yang ada di beberapa dusun bagian atas dilanda kekeringan. “Yang daerah dataran tinggi saja (terkena kekeringan), seperti Duduk Atas, Batulayar Utara RT4, dan Batu Bolong yang terdampak,” terangnya. Di tiga dusun itu, ada sekitar ribuan jiwa. Sejauh ini belum ada bantuan droping air dari Pemkab, sehingga warga pun mengambil air di vila yang ada di daerah itu.

Warga harus membawa air menggunakan jeriken yang berjarak berkilo-kilo meter ke tempat tinggalnya. Selain itu ada sumur Kantor Camat yang bisa diakses warga untuk mengambil air di tengah kondisi kekeringan ini. Pihaknya berharap bantuan air bersih dari Pemda segera didroping, karena saat ini warga butuh air. (SN). 

Komentar0




Type above and press Enter to search.