Gubernur NTB terpilih Lalu Muhamad Iqbal bertemu dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
MATARAM - Meskipun belum resmi menjabat sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal telah menunjukkan komitmen untuk mengakselerasi pembangunan di wilayah tersebut.
Dengan latar belakangnya sebagai mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Iqbal membawa pendekatan strategis untuk mewujudkan visi menduniakan NTB. Ia menekankan pentingnya memulai pekerjaan sejak dini, bahkan sebelum pelantikannya pada 2025.
“Waktu lima tahun itu singkat, jadi tidak perlu menunggu dilantik untuk mulai bekerja. Gubernur itu perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah. Jadi, dari awal memang harus selaras dengan kabinet supaya kerja-kerjanya efektif,” tegas Lalu Iqbal saat memberikan pernyataan kepada media.
Salah satu langkah nyata yang diambil Lalu Iqbal adalah membangun komunikasi dengan pemerintah pusat untuk mendukung pembangunan infrastruktur transportasi. Pada Selasa (10/12/2024), ia bertemu dengan Menteri Perhubungan Dudi Purwagandhi di Jakarta untuk membahas proyek transportasi strategis, termasuk pembangunan pelabuhan kapal cepat rute Benoa-Senggigi.
Dalam pertemuan yang berlangsung santai ini, mereka juga membahas penguatan transportasi publik dengan moda bus listrik ramah lingkungan serta optimalisasi Pelabuhan Nusantara Karumbu di Bima. Lalu Iqbal menekankan bahwa pelabuhan kapal cepat Benoa-Senggigi memiliki potensi besar untuk meningkatkan konektivitas antara Bali dan Nusa Tenggara Barat.
“Pelabuhan ini tidak hanya menyediakan alternatif transportasi laut selain jalur udara Bali-Lombok, tetapi juga bertujuan menghidupkan kembali pariwisata di Senggigi dan Kota Tua Ampenan,” ujar Lalu Iqbal dalam siaran persnya.
Proyek ini akan dikembangkan melalui skema kerja sama pemerintah dengan pihak swasta. Menurut Lalu Iqbal, pelabuhan ini dapat mempercepat pemulihan sektor pariwisata di daerahnya pasca-pandemi dan menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Selain itu, Lalu Iqbal menyoroti pentingnya revitalisasi Senggigi sebagai destinasi wisata unggulan. Ia percaya bahwa Senggigi, yang dahulu menjadi ikon pariwisata Nusa Tenggara Barat, memerlukan pembaruan untuk kembali bersaing dengan destinasi lain.
“Senggigi, yang sempat menjadi ikon pariwisata NTB, membutuhkan revitalisasi untuk kembali menarik minat wisatawan,” jelasnya.
Dalam rencana ini, pelabuhan kapal cepat Benoa-Senggigi akan menjadi kunci, menghubungkan dua kawasan wisata utama Indonesia dengan jalur laut yang lebih efisien.
Selain fokus pada pelabuhan, Lalu Iqbal juga mendorong pengembangan transportasi publik berbasis bus listrik. Menurutnya, transportasi publik yang ramah lingkungan adalah solusi untuk mendukung mobilitas wisatawan sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
“Kita harus memikirkan alternatif kebijakan yang mempercepat pengembangan transportasi publik dengan moda yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah bus listrik,” ungkapnya.
Ia optimis bahwa penggunaan bus listrik dapat meningkatkan aksesibilitas di kawasan wisata Nusa Tenggara Barat dan menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan.
Dalam pembahasan lainnya, Lalu Iqbal menekankan perlunya optimalisasi Pelabuhan Nusantara Karumbu di Desa Karumbu, Bima. Meski memiliki status sebagai pelabuhan nusantara, fasilitas ini saat ini masih terbatas untuk kapal ikan kecil.
“Pelabuhan Karumbu harus dioptimalkan untuk menjadi pelabuhan penumpang dan barang dengan rute Bima-Sumba menggunakan kapal ASDP,” jelas Lalu Iqbal.
Menurutnya, optimalisasi pelabuhan ini tidak hanya akan mendukung distribusi barang dan mobilitas masyarakat antarpulau, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Bima Selatan.
Menteri Perhubungan Dudi Purwagandhi menyambut baik inisiatif Lalu Iqbal. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan keberhasilan program-program transportasi berkelanjutan.
Ia juga menekankan pentingnya memaksimalkan infrastruktur yang telah ada, termasuk Pelabuhan Karumbu di Bima, agar memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
“Infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan harus menjadi prioritas. Kami siap mendukung kebijakan ini dengan pembiayaan yang tepat dan melibatkan swasta,” ujar Dudi. (SN).
Komentar0