Relawan Garda Akselerasi Sasambo (GASs) Iqbal, Lombok Timur resmi membubarkan diri
MATARAM– Relawan Garda Akselerasi Sasambo (GASs) Iqbal, Lombok Timur membubarkan diri. Hal itu ditegaskan Koordinator Gass Iqbal Lotim Viky Febrial Al Fayid.
“Keputusan bubar ini sudah bulat. Sudah pasti,” kata Viky saat dihubungi, Jumat (18/10/2024).
Dijelaskan, Gass Iqbal merupakan tim relawan yang menjadi manifestasi gerakan muda pendukung Iqbal-Dinda. Kata Viky, sejatinya relawan ini akan dapat mengisi pos-pos pemenangan dan meraup suara di kalangan pemuda Lombok Timur. Sayangnya, ia merasa Iqbal-Dinda sudah tidak lagi membutuhkan relawan Gass Iqbal Lotim. Perasaan itu ia buktikan dengan tidak adanya kejelasan arahan kerja-kerja politik sejak relawan Gass Iqbal dideklarasikan di Lembah Datu, Lombok Tengah, beberapa waktu lalu.
“Seolah-olah Iqbal-Dinda abai dengan aspirasi kawan-kawan di Lombok Timur. Pun ketika ada kunjungan LMI ke Lombok Timur, relawan ini tidak pernah dilibatkan dalam rangkaian agenda di Lombok Timur. Terkhusus menemui relawan muda GASS Iqbal Lotim,” jelas Viky.
Menilai tidak adanya kejelasan dari Iqbal-Dinda tersebut, Viky membeberkan jika paslon Iqbal-Dinda meninggalkan kesan sebagai paslon yang ekslusif.
“Sudah 40 hari kami tak kunjung dikunjungi. Maka sudah bulat keputusan kawan-kawan di Lombok Timur untuk membubarkan barisan relawan GASS Iqbal ini supaya tidak ada pihak-pihak yang menyalahgunakan indentitas Korcam dan sebagainya,” tegasnya.
Selanjutnya Viky menilai, keputusan diambil setelah melakukan berbagai pertimbangan. Terutama melihat kondisi dan situasi yang tengah berlangsung.
Ditanya akan berlabuh kemana, Viky menjelaskan belum menentukan pilihan. Selain itu, ia juga menegaskan kemungkinan besar tidak akan kembali.
“ Belum tahu mau ke mana. Tapi yang jelas, kemungkinan kami tidak akan kembali. Walaupun langsung diajak bertemu oleh ketua Gass Iqbal NTB,” pungkasnya.
Sementara itu, juru bicara Iqbal-Dinda Adhar Hakim menanggapi kabar bubarnya relawan Gass Iqbal Lotim Timur sebagai dinamika biasa yang wajar terjadi.
“Di kubu manapun hal ini saya pikir terjadi. Kami fine-fine saja,” kata Adhar.
Menurutnya, ketika ada relawan yang memilih mundur, disaat yang sama Adhar mengklaim arus pendukung yang bergabung ke Iqbal-Dinda berdatangan berkali-kali lipat.
Terkait dengan penilaian Iqbal-Dinda sebagai paslon yang eksklusif, Adhar menegaskan setiap bentuk kampanye Iqbal-Dinda bukan didasarkan atas perhitungan suka atau tidak suka. Namun hal itu sudah dirancang berdasarkan agenda politik yang disesuaikan dengan analisa hasil survei.
“Jadi tidak semuanya harus dikunjungi oleh Iqbal-Dinda. Dan seluruh relawan menerima dan memahami itu. Tentu kami tidak bisa menahan yang memilih mundur. Kami baik-baik saja dengan keputusan itu,” pungkasnya. (SN)
Komentar0